Detik terakhir #part 1

Kamis, 10 Juni 2010 21.43 Diposting oleh reri saputra
Mentari memang selalu mengeluarkan panas ekstra untuk menyinari kota ini. Kota tempat dimana aku hidup dan berpijak. Kota yang sudah mulai memasuki tahap metropolitannya. Di jalanan tengah kota inilah aku berada, berjalan diantara lincah liuk bus kota dengan asapnya yg mengepul, berjalan diantara lalu lalang sepeda motor dan mobil yang jumlahnya sudah tak terkira. Terkadang aku berfikir "betapa banyak orang-orang yang kehidupannya berlebih di kota ini, tapi kenapa masih ada pengemis diantara jembatan penyebrangan yang aku lewati, kenapa masih ada anak-anak jalanan dan gelandangan diantara lampu merah dan zebra cros yang ku sebrangi". Ini salah siapa ? Batinku.

Dengan berbagai macam pikiran yg berkecamuk di kepalaku tentang orang-orang kaya, pengemis, anak-anak jalanan, polusi udara, ah . . . . . Ini membuatku sedikit pusing. Dan tanpa kusadari aku telah berada tepat di depan sebuah rumah yang letaknya tak begitu jauh dari jalanan utama kota ini. Sebuah rumah yang di pagari oleh tanaman bonsai yang tertata rapi, halamannya diselimuti rumput hijau yang menambah asri suasana.

Rumah bercat putih yang sederhana ini seolah tersenyum menyambut kedatanganku. "ya . .
Ini adalah rumah sahabatku, Seorang sahabat yang akan kucintai seumur hidupku, yang akan selalu kudampingi di detik terakhir hidupnya".

Kumasuki halaman rumah dan menuju ke pintu depan. Kuketuk sambil mengucapkan "assalamualaikum ! !",
dari dalam rumah kudengar sahutan menjawab salamku. Sahutan dari suara khas yang sangat aku kenal, suara yang terdengar tak begitu bersemangat. Tapi tahukah kalian bahwa dulu suara itu adalah kebanggaan kami semua. saat ia masih mampu untuk menyanyikan lagu dengan merdunya.

Sahabatku "RIAN SAPUTRA" yang biasa aku panggil kecebong itu membukakan pintu untukku. Seperti biasa saat aku mengunjunginya pastilah raut mukanya berubah menjadi bersemangad dan ceria. "eh kak re . . Masuk kak, tumben jam segini udah mampir !" katanya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.
"oh . . kebetulan hari ini kakak gag ada kerjaan makanya kak mampir kerumah adek kecebongku yang lucu . . . He he" celetukku yg membuatnya tersenyum.
"kak, , kakak bawain buku pesanan adek kan ? ?"
kuraih tas yang kusandang dan kuambil sebuah buku didalamnya. Sebuah buku yang kuharap bisa membangkitkan semangat hidup kecebongku. Sebuah buku yang berjudul "SEMANGAT HIDUP PARA PENDERITA KANKER".

Dengan seketika air mataku berlinang tapi aku telah berjanji tak akan menangis di hadapannya. Maka dengan kekuatan hati kutahan air mata ini agar tak menetes.
"kakak kenapa ? ? Kok matanya berair ? ?" tanyanya.
"eh . . Gag kenapa napa . . Tadi di jalan banyak debu makanya mata kakak agak perih !" jawabku mencari-cari alasan.

Ketika sedang asyik mengobrol dan bercanda hpku pun bergetar . .
Ternyata ada sms masuk dari Bundanya rian . .
Apakah yg di sms bunda . ? ?
Bunda sedang dimana ? ?
Ntar ya

*Duuh hh capek juga ya nulis cerita melankolis . . Sampai disini dulu ya adekku zwilla . . ! !
Ntar kak lanjut !*

0 Response to "Detik terakhir #part 1"

Posting Komentar