Detik terakhir #part 6

Kamis, 10 Juni 2010 21.48 Diposting oleh reri saputra
Teman-teman . .
Di part 6 ini rasanya penulis gag kuat menahan cobaan hidup yg begitu berat . .

Langsung di baca aja ya ! !

Aku tengah berada di sebuah kamar tidur sederhana. Jendela yang menghadap ke halaman depan rumah itu kubiarkan terbuka begitu saja. Karena memang aku ingin menikmati indahnya sinar rembulan dan kerlip manja bintang-bintang kecil di atas sana. Pikiranku jauh melayang entah kemana.

Sesaat aku tersentak oleh getaran handphone yang tergeletak di atas meja belajar. Kulangkahkan kaki untuk meraihnya. Dan ternyata itu pesan dari bi Zahro (jia a ah h . . Kok pada ketawa . . . Bi zahro punya handphone tau' . . BB Terbaru cing . . Bisa update fb n twitter everytime . . Ha ha ha . . )

perasaanku mulai tak enak. Perlahan kubuka pesan tersebut. Dan benar sekali . .
" re, , sekarang irsyad sedang kritis"
pesan singkat yang benar-benar membuatku tersentak.

Seakan tak ingin membuang waktu. Langsung saja kuraih jaket yg berada di belakang pintu kamar dan bergegas menuju rumah sakit.
***
sesampai dirumah sakit kuberlari sekencang mungkin menuju ruang melati tempat irsyad dirawat. Langkah kakiku lunglai, seakan berat untuk melangkah ketika merasakan kentalnya aroma kesedihan.

Tepat didepan ruangan melati kulihat bunda tengah terduduk lesu tak berdaya. Air mata tak henti mengucur dari matanya. Seakan dunia begitu kejam pada seorang ibu yang sangat menyayangi putra tercintanya.

Disamping bunda kulihat bi zahro mencoba menenangkan. Walaupun aku tahu sebenarnya ia juga sangat terpukul. Bagaimana tidak. Bi zahro telah bekerja dirumah bunda sebelum irsyad lahir (jia a a ah h . . Udah tua juga rupanya si bibi ini . . Hakz hakz hakz)

aku menduga-duga apa yang tengah terjadi. Kuseret langkahku menuju ke arah bunda. Tapi sebelum aku tepat berada disampingnya. Pintu kamar itu terbuka dan keluarlah dokter lydia sambil berkata :
"irsyad tidak bisa tertolong lagi" . . Ucapnya lirih .

Bunda tak bisa menahan tangisnya. Aku memeluknya dan mencoba merasakan apa yg tengah ia rasakan. Aku tahu bunda tak kuat menerima ini semua. Perlahan tubuhnya lemas tapi kucoba berbisik di telinganya . .
"bunda harus kuat, irsyad pasti tak ingin melihat kita seperti ini" . . Ucapku sangat bersimpati.

Aku, bunda, dan bi zahro memasuki ruangan kamar. Di tengah ruangan itu kulihat sebuah jasad yang tak lagi bergerak. Tubuh yang tak lagi berdaya. Bibir yang tak lagi bisa tersenyum. Tuhan. . . Benarkah itu pangeran kecilku. Pangeran yang selalu melewati hari-harinya bersamaku. Tuhan . . Hari ini aku benar-benar membenciMu tapi aku tahu dan sadar semua akan kembali padaMU.

Bunda hanya bisa menangis memandangi tubuh putranya. Kucoba mendekat menuju tubuh sahabat kecilku itu. Kubuka kain putih penutup mukanya. Ya Allah . . . Aku benar-benar tak kuat. Tak sanggup rasanya menerima kenyataan yg begitu berat ini. Inikah detik terakhir yang kunantikan selama ini. Kukecup keningnya yang dingin tanda perpisahanku untuk selamanya.

Suasana ruangan itu begitu mencekam. Kutinggalkan bunda dan bi zahro. Karena memang aku benar-benar tak kuat. Kuberjalan menuju sudut koridor rumah sakit dengan air mata yg terus menetes. Kuraih handphone dan kukirim sms kepada zwilla dan lintar. Kuharap mereka bisa lebih kuat.
***
#dirumah zwilla . .
Ketika membaca sms dariku kedua kakak beradik ini bergegas menuju rumah sakit. Mereka berlari menuju jalan raya. Zwilla telah jauh di depan. Sedangkan lintar jauh di belakang. Saat menyebrangi jalan tiba-tiba lintar melihat sekilas cahaya dan suara klakson yg begitu keras diiringi teriakan zwilla yg histeris . .

"bagaimana kelanjutannya . .
Apa yg terjadi pada lintar . . ? ?"

tggu ya ! !

0 Response to "Detik terakhir #part 6"

Posting Komentar